GAME-GAME YANG GAGAL
Kebanyakan dari Klikers pasti menyadari bahwa membuat sebuah proyek videogames akan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Karena itu, diperlukan perencanaan matang agar proyek tersebut tidak menjadi pemborosan yang sia-sia belaka. Nikolay Baryshnikov, presiden dari perusahaan game besar di Rusia, 1C Company, mengakui bahwa perusahaannya tidak pernah berniat membuat sebuah game dengan anggaran besar. “Mendapatkan keuntungan dari sebuah game beranggaran besar saat ini hampir tidak mungkin. Persaingan yang begitu ketat dan maraknya pembajakan menjadikan berbagai biaya dari riset, produksi sampai promosi seakan terbuang percuma”.
Tanpa perlu lebih banyak membuang waktu, rasanya kalian pasti juga sudah penasaran, mana sajakah game-game beranggaran besar yang tergolong gagal di pasaran, simak beberapa game yang bisa dirangkum KlikGame, di bawah ini.
Ultima IX Meskipun anggaran yang telah dihabiskan game ini tidak dapat dikonfirmasikan, yang jelas kegagalannya berhasil mengandaskan popularitas serial Ultima yang sempat mendominasi genre RPG selama 15 tahun. Game buatan Richard Garriot ini memakan waktu sembilan tahun dalam pengerjaannya serta mengalami banyak sekali tahap perbaikan desain ataupun jalan cerita. Kenyataannya, ketika dirilis, begitu banyak bug yang diketemukan dalam game dan memerlukan komputer dengan spesifikasi yang sangat tinggi pada masanya. Fans dari serial Ultima bahkan banyak yang menolak untuk mengakui Ultima IX sebagai salah satu seri ultima.
The Last Express Beberapa game gagal di pasaran karena ekspektasi berlebihan, separonya gagal karena gameplay yang jelek, sedangkan sisanya gagal karena ongkos pembuatan terlalu besar. Nah, sebenarnya kegagalan game besutan Jordan Mechner yang terkenal dengan seri Prince of Persia ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan ketiga hal di atas. The Last Express bahkan dinyatakan sebagai salah satu game adventure terbaik yang pernah ada. Sayangnya, ketika game ini dirilis tahun 1997, pasar game sedang mengalami kejenuhan terhadap genre adventure, yang sebaliknya momen bagi genre shooter sebagai genre yang paling digemari. Hal tersebut mengakibatkan game yang dibuat dengan budget enam juta dolar AS ini kandas dengan mengenaskan.
Sims Online Meskipun Electronic Arts dikenal sebagai sebuah perusahaan yang biasa membuat game yang laris manis, tak bisa dipungkiri ketika mencoba untuk terjun ke pasar game online, mereka gagal besar-besaran. Game andalan mereka, The Sims, seharusnya bisa menjadi sebuah game online yang menarik. Sayangnya, usaha tersebut justru gagal karena keunggulan-keunggulan yang biasa dinikmati oleh para penggemar seri tersebut dihapus gila-gilaan. EA bahkan menerapkan biaya berlangganan untuk bermain dengan harga yang sangat mahal. Sejak awal kemunculannya, gamer tidak tertarik dengan game tersebut dan meskipun game ini dirombak ulang, kegagalannya membuat orang malas dan memandang sebelah mata pada game ini. Oh iya, perkiraan biaya yang telah dikeluarkan oleh EA adalah 25 juta dollar AS.
E.T. the Extra-Terrestrial Dengan memperkirakan berbagai hal seperti inflasi dan perubahan teknologi, diperkirakan Atari membuat game ini dengan total biaya sebesar 50 juta dolar AS. Dari jumlah tadi, separuhnya dipergunakan untuk membeli lisensi dari film tersebut. Namun, mereka kemudian membuat kesalahan besar dengan menyuruh tim produksinya membuat game tersebut hanya dalam waktu 5 minggu. Hasilnya bisa ditebak, sebuah game yang tidak layak dimainkan dan penuh bug. Kegagalan ini pada akhirnya membawa Atari ke jurang kebangkrutan hanya dalam waktu satu tahun. Omong-omong, ada gosip yang mengatakan bahwa Atari menggali sebuah lubang di Alamogordo, New Mexico, sebagai tempat pembuangan jutaan cartridge game ini yang tidak laku terjual.
Shenmue Selama bertahun-tahun, game hasil kreasi Yu Suzuki ini menempati peringkat tertinggi dalam daftar game yang menghabiskan anggaran paling tinggi. Dengan biaya sebesar 70 juta dollar, tidak heran kalau game ini mencatat rekor dalam buku Guinnes Book of World Record. Dengan pengalamannya membuat OutRun, Space Harrier dan Virtua Fighter, sosok Yu Suzuki mendapat kepercayaan penuh dari Sega untuk membuat sebuah game epik dengan budget yang hampir tak terbatas. Apakah hasilnya bagus? Banyak sih yang menganggap game ini sebagai salah satu game RPG terbaik untuk konsol. Bahkan setelah Sega mengumumkan bahwa mereka tidak akan meneruskan dukungan untuk Dreamcast, Shenmue menjadi game yang menjadi alasan banyak orang untuk membeli konsol tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar